Masih ingatkan di bangku sekolah saat berlajar matematika? Dalam mempelajari ilmu statistik, tentu Anda harus mengetahui tentang bagaimana sebuah angka bekerja. Untuk memahaminya, terdapat beberapa pengertian data nominal dan contohnya maupun jenis data-data lainnya seperti ordinal ataupun interval yang bisa dipelajari secara mendalam.
Pengertian Data Nominal
Pengertian data nominal adalah standar angka yang sederhana dalam menilai sebuah objek. Penilaian ini hanya untuk melabeli hal-hal tertentu atau tak mempunyai tingkatan. Biasanya banyak digunakan untuk meneliti penelitian model kualitatif.
Baca juga : jenis jenis komputer berdasarkan ukurannya
Pemakaian data nominal seringkali dijadikan sebagai ukuran dalam membedakan data dari kelompok tertentu. Namun pada ilmu statistik, hanya dipakai untuk penelitian dengan sampel yang rendah atau tidak bernilai tinggi. Selain pengertian, Anda juga harus mengetahui ciri-cirinya.
Ciri khas dari data nominal ini terdiri dari nama yang tidak mempunyai tingkatan atau diskrit. Ketika diperlukan untuk meneliti sebuah objek, angka-angkanya tidak boleh bertumpukan. Tak hanya itu saja, dalam pengumpulan data dilakukan dengan metode menghitung. Misalnya jumlah kelahiran dan lainnya.
Contoh Data Nominal
Bagi Anda yang sedang menyusun skripsi atau penelitian dengan menggunakan ilmu statistika, jangan khawatir. Karena terdapat beberapa contoh data nominal untuk dijadikan sebagai bahan referensi. Misalnya pada analisis statistik, dapat membuat kerangka dengan nama uji koefisien dari kontingensi.
Tak hanya itu saja, Anda dapat memakai nama lainnya seperti Uji Ch kuadrat dan masih banyak lagi lainnya. Penelitian yang menggunakan data nominal tidak mempunyai aturan tetap sehingga bebas untuk memberi judul dalam mengelompokkan objek.
Jika masih buntu atau bingung untuk menentukannya, Anda dapat menjadikan contoh ini untuk dijadikan panduan. Misalnya pengelompokan jenis kendaraan berdasarkan perusahaannya. “Innova” A dan “Avanza” B adalah mobil berukuran sedang, “Fortuner” C merupakan jenis dengan ukuran besar.
Ciri-Ciri Data Nominal
Ciri data nominal adalah kedudukan datanya seimbang dan tidak boleh tumpang tindih. Pada ilmu statistika, Anda tak bisa menggunakan operasi atau rumus matematika. Misalnya dalam pengurangan, penambahan, pembagian dan perkalian.
Jika Anda merasa ribet atau susah ketika menggunakan data nominal, bisa menggantinya dengan opsi lain seperti mencoba ordinal. Karena pengelompokan objek dilakukan dengan cara dikategorikan. Penelitian seperti cocok untuk meneliti sebuah kasus atau survei tertentu.
Tak hanya itu saja, angka juga dinilai dari data tertinggi atau yang paling banyak. Biasanya dapat Anda temukan ketika meneliti hasil pemilu maupun Pilkada. Untuk melihat rumusnya, bisa mencarinya di buku-buku statistika. Namun pastikan mencari dari sumber relevan dan terpercaya.
Pengertian Data Ordinal
Data ordinal adalah meneliti sebuah objek dengan menggunakan sistem kategori. Maksudnya yakni datanya bisa diurutkan sesuai klasifikasi tertentu. Anda dapat melakukan penelitian model ini untuk mencari kemiripan dari hal-hal yang kurang lebih sama.
Misalnya dalam meneliti ranking belajar seseorang. Individu yang mendapat peringkat 1 memiliki nilai sebesar 2000. Sedangkan pada tingkat 2, nilainya 1000 atau untuk tingkatan 3 meraih 970 poin saja. Perbedaan jarak antara peserta satu dan dua ini dinamakan sebagai data ordinal.
Pada dasarnya, data ordinal tidak mengelompokkan objek berdasarkan perbedaan secara kualitatif saja, namun juga melakukan klasifikasi menggunakan cara-cara tertentu. Tak hanya itu saja, perolehan nilainya ini berdasarkan dari variabel yang sama.
Contoh Data Ordinal
Anda tidak perlu merasa bingung, karena terdapat beberapa ringkasan singkat tentang bagaimana pengelompokan variabel dari data ordinal. Untuk contoh penjabarannya adalah sebagai berikut:
- Cara menghitung suara pada pemilihan Pilkada. Ketika partai Demokrat mendapatkan poin 70%, PKS 40% dan Golkar 10%, maka yang menjadi pemenang adalah Demokrat. Karena tingkatannya berada pada urutan teratas atau tingkatan pertama.
- Pada saat lomba, Rina mendapatkan juara 1 dan Ahmad mendapatkan rangking 2. Maka Rina-lah yang menjadi murid terpintar dalam pelaksanaan perlombaan atau kejuaraan tersebut.
Pada sebuah pelatihan pencak silat, terdapat beberapa macam tingkatan warna sabuk. Contohnya dari tingkat awal sabuknya putih, hijau, merah dan tahap terakhir mendapatkan hitam. Begitulah cara dalam mengelompokkan data ordinal. - Ketika Anda meneliti objek berdasarkan tingkat pendidikannya, bisa mengkategorikan dan menggantinya dengan angka. Misalnya untuk SMP, angka 1. SMA 2, Sarjana 3. Penggunaan angka-angka ini hanya digunakan menjadi simbol saja.
- Saat Anda meneliti kasus pelajar yang tidak wajib belajar 9 tahun, provinsi Jawa Tengah ditemukan data bahwa banyak anak tak sekolah SMP sebanyak 70%. Sedangkan di Kota Surabaya sebesar 40%. Maka angka tertingginya adalah dari daerah Jateng.
Ciri-Ciri Data Ordinal
Ciri dari data ordinal adalah masih sama seperti nominal. Yaitu Anda tidak bisa mengaplikasikan operasi atau rumus matematika. Karena penelitiannya hanya menggunakan variabel dari ilmu statistika. Misalnya 4 + 6 = 10. Hal ini bisa diartikan sebagai baik ditambah lagi dengan sangat baik = cukup baik.
Walaupun banyak kekurangan, masih banyak orang yang menggunakan data ordinal sebagai alat penelitian. Karena sistemnya cepat dan membuat objek mudah untuk dikategorikan sesuai dengan ketentuannya. Misal dari segi ukuran, diameter, warna dan masih banyak lagi lainnya.
Selain itu kedudukan dari datanya masih tidak sama masih terjadi perbandingan data diantara keduanya (nominal dan ordinal). Namun dalam perkembangannya terdapat jenis lain yang dapat digunakan sebagai alat penelitian.
Pengertian Data Interval
Setelah mengetahui arti dari data nominal dan ordinal, selanjutnya akan dijelaskan tentang interval. Pada tahap ini pengertiannya adalah cara untuk mendapatkannya dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran. Selain itu datanya termasuk dalam kategori kuantitatif.
Pada ilmu statistik, kedudukan data interval lebih tinggi daripada nominal maupun ordinal. Karena teknik penelitiannya menggunakan cara yang berbeda. Angka yang dihitung bisa menggunakan operasi atau rumus matematika. Tentu menarik bukan jika Anda mencoba penelitian dengan metode ini?
Tidak hanya itu saja, posisi angka 0 pada data interval tidak menunjukkan arti sebenarnya. Selain itu kedudukan dari angkanya tak mempunyai nilai yang absolut. Perhitungan jaraknya dihitung atau diukur menggunakan satuan ukuran tertentu sesuai dengan standar statistika.
Contoh Data Interval
- Pada dasarnya data interval diperoleh dari variabel yang sama. Contohnya yakni dari perhitungan objek menggunakan sistem angket. Penilaian jenis ini menggunakan skor dengan penetapan skala tertentu. Berikut adalah beberapa contoh penggunaannya pada bidang penelitian:
- Dasar dari mata kuliah desain grafis mempunyai 2 SKS dan memiliki waktu sekitar 60 menit. Sedangkan pada audio visual sebanyak 3 dengan kalkulasi 180 menit. Selisih diantara keduanya ini adalah berjumlah 120 atau sekitar 2 jam saja.
- Dalam menghitung kecepatan dari sebuah kendaraan bermotor, mobil Jazz dapat berkendara sekitar 80 Km/jam. Sedangkan Brio hanya bisa menempuh jarak tertinggi 70 Km per jamnya. Lalu jenis fortuner mampu menyalip dengan 100 km / jam. Tentu inilah yang menjadi tercepat dari lain.
Berat badan seorang bayi rata-ratanya untuk usia 0-1 bulan 8 kg, 2-3 9 Kilo dan 4-6 sebesar 10 kilogram. Sedangkan pada remaja rata-rata yang berusia 13-15 tahun memiliki bobot sebanyak 30-40 an. Begitulah cara dalam menentukan data interval untuk penelitian.
Ciri-Ciri Data Interval
Untuk menghitung data interval dapat menggunakan operasi atau rumus matematika. Contohnya jika anak Anda mengalami demam sekitar 40 derajat, maka hal itu berarti demamnya 2x lipat apabila dibandingkan dengan 20 derajat. Begitupun jika sebaliknya dalam hal pengukuran panas atau lainnya.
Salah satu keunggulan memakai data interval adalah objek tidak perlu diklasifikasikan atau diberikan kode tertentu. Anda bisa langsung memulai penelitian dan menghitungnya tanpa melalui proses menyusun berdasarkan kategori. Rata-rata hasilnya pun benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam meneliti sebuah objek sebaiknya menyesuaikan dengan variabelnya. Karena nantinya dapat membuat proses perhitungan data menjadi lebih muda. Selain itu tidak akan terjadi kesalahan dalam menghitung, sebab cara dalam menghitungnya sudah sesuai dengan ilmu statistika.
Penutup
Itulah informasi mengenai pengertian data nominal ordinal dan interval beserta contohnya. Pada kenyataannya, banyak orang menggunakannya sebagai alat untuk meneliti sebuah penelitian.
Selain itu juga terdapat berbagai macam jenis lainnya seperti ordinal dan interval. Semoga pembahasan ini dapat bermanfaat bagi banyak orang dan terimakasih telah berkunjung, sampai jumpa pada artikel selanjutnya.