Dzikry Hobi bergelut di bidang teknologi, digital marketing dan seo spesialist. CEO di agency digital Surabaya Masdzikry.com, lets work together.

Domain Controller: Pengertian, Fungsi dan Jenis-jenisnya

4 min read

Pengertian domain controller

Membahas domain dan hosting memang tidak ada habisnya. Hampir setiap waktu terjadi perubahan update di dalamnya. Sebagian orang terutama awam dengan dunia internet bahkan belum pernah mendengar beberapa istilah yang ada. Ada juga pengertian domain controller, ini merupakan salah satu termin baru yang belum lama muncul.

Pengertian Domain Controller

Domain controller merupakan server yang merespon request security authentication. Contohnya seperti permission, log in dan sebagainya. Rata-rata orang mengartikannya sebagai “polisi” dengan tujuan memberikan respon kepada berbagai permintaan dan keamaman dari Windows.

Baca juga : kelebihan dan kekurangan openoffice bagi pengguna

Secara kasat mata domain controller sendiri tidak memiliki wujud padat (hardware). Secara bentuk berupa perangkat lunak atau aplikasi yang bekerja di belakang layar dengan peran besar terhadap domain dan website. Sebab, terdapat basis data pengguna lengkap beserta direktori foldernya.

Tanpa adanya domain controller ini, maka juga tidak akan ada respon sehingga otomatis menyebabkan permintaan berhenti. Jika memang terjadi, maka bisa berakibat fatal pada domain dan website yang Anda gunakan.

Fungsi Domain Controller

Fungsi utama dari domain controller yaitu untuk memberikan validasi serta otentikasi akses pengguna ke jaringan komputer. Saat user mencoba login ke domain, maka DC akan melakukan pengecekan terhadap password, username, dan kredensial lain. Selanjutnya domain controller merespon dengan mengizinkannya masuk atau justru menolak untuk memberi akses kepadanya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ulasan berikut:

1. Masuk Windows Server Domain

Seperti yang telah Anda ketahui bahwa domain adalah susunan huruf dan abjad yang unik. Hal tersebut berperan memudahkan user masuk ke dalam website atau dengan kata lain ini merupakan nama alamat URL.

Jika terjadi kesalahan pada domain, maka permintaan akan berhenti dan tidak bisa melanjutkan proses masuk. Oleh karena itulah, banyak orang menyebut domain controller sebagai polisi yang memberi respon kepada pengunjungnya.

2. Mengatur Keamanan

Memiliki tugas sebagai pemberi respon membuat peran domain controller yang sangat sentral. Fungsi tersebut yaitu mengatur keamanan dari akun pengguna serta interaksinya dengan domain. Hal ini juga dapat mengatur lalu lintas keduanya sehingga tidak merepotkan satu sama lain.

3. Memeriksa User

Meskipun wujudnya tidak terlihat dan hanya sedikit yang menyadari keberadaannya, namun sebenarnya peran domain controller selalu bisa Anda rasakan setiap mengakses internet. Salah satunya yaitu memeriksa user sebelum mengizinkannya masuk pada sebuah website atau blog.

Begitupun sebaliknya. Jika saat proses pemeriksaan domain controller menemukan kesalahan pada alamat, maka software ini akan menolah permintaan dan pengguna tidak dapat mengakses website atau blog tersebut.

4. Memegang Hak Resource

Masih ada satu lagi hal penting yang harus diketahui mengenai fungsi utama domain controller yaitu perannya sebagai pemegang hak akses resource pada server. Oleh karena itu, Anda perlu mempertimbangkan untuk menggunakan domain controller.

Jenis Domain Controller

Jenis domain controller

Domain controller berhak melakukan autentikasi terhadap komputer lainnya. Berdasarkan perannya tersebut software ini terbagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Primary Domain Controller (PDC)

Ini merupakan Domain Controller yang memberikan pelayanan sehari-hari. PDC memiliki akun administrasi untuk mengontrol total keseluruhan sumber.

Umumnya komputer minimal mempunyai jenis ini satu serta sebuah BDC atau lebih kemudian melakukan sinkronisasi dengan Security Account Manager (SAM). Jika PDC mengalami crash, maka BDC akan segera mengambil alih tugas. Maka, primary domain controller berperan sebagai pengatur pusat domain.

2. Backup Domain Controller (BDC)

Perannya pada windows NT yaitu membantu mengelola akses ke sumber daya jaringan. Dengan kata lain, backup Domain Controller menyimpan salinan read-only dari database akun pengguna dan memverifikasinya. Salinan tersebut secara otomatis disinkronkan dengan PDC.

BDC dapat mengambil alih tugas Primary Domain Controller jika jaringan sibuk atau gagal memproses. Di samping itu, microsoft menganjurkan pelaksanaannya saat PDC sedang aktif supaya tidak ada data atau informasi yang hilang ketika menurunkan perannya ke Backup Domain Controller.

Domain Controller Vs Active Directory

Anda mungkin mulai bertanya-tanya mengenai seberapa penting penggunaan Domain controller? DC berisi data atau informasi yang menjadi penentu validasi akses ke jaringan. Proses tersebut juga mencakup kebijakan grup apapun dan pada semua nama komputer.

Semua data dan informasi yang mungkin akan menjadi target peretas untuk merusak jaringan Anda ada di dalam Domain Controller. Oleh karena itulah siber menargetkan DC sebagai sasaran utama.

Sebagian pengguna masih membandingkan Controller Vs Active Directory. Padahal domain controller dan active directory merupakan 2 aplikasi yang berbeda. Penjelasan mudahnya seperti sedang membuat perbandingan antara sebuah mobil dengan mesinnya.

Active directory adalah database pusat yang ada pada domain controller. Ini merupakan tempat kredensial untuk log in bagi semua komputer, klien, printer, dan sumber daya penyimpanan lainnya. Pada satu domain seluruh komputer kliennya berbagi AD.

Ketika ada user mencoba masuk maka kredensial log innya harus sama dengan yang tersimpan di dalam Active Directory. Jika ternyata tidak cocok, maka tentu saja aksesnya akan ditolak.

Fitur Active Directory

Berikut dibawah ini beberapa fitur active directory, diantaranya yaitu:

1. Simplified administration

Active directory menyediakan “single point” pada administrasi seluruh sumber daya jaringan. Administrator bisa log in dari perangkat komputer manapun. Selain itu juga dapat melakukan konfigurasi terhadap setiap objek.

2. Scalability

Active Directory dapat mengelola jutaan objek. Kemampuan tersebut lebih unggul daripada arsitektur Windows NT yang dalam satu domain hanya mampu menangani 40000.

3. Open Standar

Active Directory mendukung berbagai protokol seperti LDAP serta LDIF. Ini memungkinkan AD berkomunikasi dengan teknologi lain seperti Novell Directory Service. Selain itu web browser bahasa pemrograman juga bisa mengaksesnya karena sudah support HTTP.

Struktur Active Directory

Berikut beberapa struktur dari Active Directory:

  1. Objek. Ini merupakan istilah untuk menyebut unit tertentu yang ada di dalam jaringan. Contohnya seperti user, group, printer, maupun shared folder.
  2. Container. Istilah ini berarti wadah atau tempat yang digunakan untuk mengisi berbagai macam objek.
  3. Organizational unit (OU). OU adalah representasi dari container. Istilahnya, satuan terkecil untuk mengatur group policy dalam penerapan Active Directory. Umumnya, menggambarkan kesatuan organisasi tertentu dalam jaringan misalnya seperti sales, marketing, direksi dan sebagainya.
  4. Domain. Kesatuan jaringan terkecil ini berisi berbagai objek dan OU. Domain merupakan security boundary yang memegang otoritas keamanan semua unsur di bawahnya. Alhasil, sebuah organisasi bisa memilikinya lebih dari satu sesuai dengan kebutuhan bisnis maupun sistem keamanannya.
  5. Tree. Ini adalah gabungan dari beberapa domain dalam satu induk namespace.
  6. Forest. Beberapa tree bisa bergabung menjadi sebuah forest. Untuk obyek ini masing-masing domain menggunakan namespace berbeda. Sedangkan domain bisa menjadi satu di bawah global catalog yang sama.

Kelebihan Domain Controller

Secara umum semua perusahaan bisnis baik dengan skala kecil maupun besar bisa menggunakan domain controller. Hal ini sangat penting untuk menyimpan data konsumen sekaligus meningkatkan keamanan jaringannya.

Pengecualian hanya terdapat pada bisnis yang hanya menggunakan Customer Relation Management (CRM) berbasis cloud dan payment gateway. Sebab, pada kasus tertentu layanan tersebut akan mengamankan atau melindungi data pelanggannya. Beberapa keuntungan menggunakan domain controller dapat Anda simak dalam beberapa poin di bawah ini.

  1. Manajemen user lebih terpusat
  2. Dapat berbagi sumber daya baik file maupun printer
  3. Melakukan konfigurasi untuk redundansi
  4. Dapat mendistribusikan data dan replikasinya di jaringan besar
  5. Sebagai enkripsi data pengguna
  6. Mampu meningkatkan keamanan dengan menguatkan serta mengunci data atau informasinya.

Kekurangan Domain Controller

Domain controller bukan hanya menawarkan keuntungan bagi pengguna. Beberapa kerugian di bawah ini bisa menjadi salah satu pertimbangan bagi anda sebelum memutuskan untuk menggunakannya pada jaringan komputer, diantaranya yaitu:

  1. Menjadi tempat yang rawan sebagai target serangan seorang siber
  2. Data atau informasi yang ada di dalam Domain controller berpotensi diretas
  3. Perlu memelihara dan menjaga user sekaligus OS-nya supaya performanya selalu stabil, aman serta mutakhir
  4. Terdapat persyaratan khusus bagi perangkat keras maupun lunak.

Penutup

Demikian ulasan mengenai pengertian domain controller. Singkatnya, software ini memiliki fungsi yang sangat penting dengan peran inti merespon setiap permintaan otentikasi serta validasi dari user pada jaringan komputer. Sekian dan seperti biasa terimakasih, sampai jumpa pada artikel selanjutnya.

Dzikry Hobi bergelut di bidang teknologi, digital marketing dan seo spesialist. CEO di agency digital Surabaya Masdzikry.com, lets work together.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *