Sebelum membuat peraturan kelas, ada beberapa hal yang perlu dipahami. Kesalahan dalam membuat aturan di sekolah dapat membuat anak-anak justru enggan mengikuti. Bahkan, tidak sedikit siswa merasa kurang paham hingga tidak sengaja melanggarnya.
Kriteria Peraturan Kelas
Ketika pihak sekolah membuat peraturan kelas, maka ada beberapa pertimbangan yang perlu dipahami. Tujuan dibuatnya aturan di sekolah tersebut agar siswa mampu mengikuti proses pembelajaran secara kondusif. Berikut beberapa di antaranya:
1. Simpel dan Mudah Dimengerti
Salah satu kriteria aturan sekolah untuk siswa adalah tulisannya simpel dan mudah dipahami. Apalagi jika ditujukan bagi murid SD, tentu peraturannya harus sederhana. Penggunaan kosa katanya harus yang umum sehingga semua pihak mampu mengetahui isinya.
Baca juga : memahami apa itu reseller, pengertian dan manfaatnya
Tujuan dibuatnya sebuah peraturan adalah agar siswa bersedia menaatinya. Akan tetapi, jika kalimatnya terlampau sulit, murid berpotensi mengernyitkan dahi karena tidak memahaminya. Salah satu contohnya adalah “Jagalah Kebersihan Lingkungan”. Selain sederhana, ini juga mudah dipahami siapa saja.
2. Berupa Aturan Berperilaku
Aturan di sekolah ini harus mengandung peraturan berperilaku. Jadi pihak sekolah harus memikirkan secara mendalam apa saja yang akan diatur, mulai dari cara berpakaian hingga durasi keterlambatan. Dengan tata perilaku tersebut diharapkan para murid bisa memiliki akhlak terpuji.
Tujuan sekolah menciptakan aturan adalah membiasakan siswa serta guru untuk hidup disiplin. Dengan peraturan, suasana di dalam dan luar kelas lebih kondusif sehingga dapat memperlancar proses belajar mengajar. Jika peraturan mengandung tata kelakukan, potensi mencetak generasi unggul makin besar.
3. Dituliskan Menonjol
Peraturan sekolah harus dituliskan menonjol sehingga seluruh warga sekolah mampu menaatinya. Aturan tersebut umumnya dipampang di media khusus baik berupa banner atau papan pengunguman. Selain itu, pemilihan font juga perlu diperhatikan. Usahakan memilih huruf berukuran sedang.
Tidak hanya itu saja, tulisannya pun sebaiknya bervariasi agar siswa lebih bersemangat saat membacanya. Jika peraturan dituliskan untuk murid TK atau SD, maka gunakan font menarik dan berwarna-warni. Selain itu, sesuaikan latar belakang dengan jenis tulisannya sehingga terbaca.
4. Memiliki Sangsi
Saat menulis peraturan, umumnya akan sepaket dengan sangsinya. Hukumannya umumnya dituliskan terpisah. Namun, di bagian papan pengungumannya hanya mengandung aturan itu saja. Saat aturan mulai diberlakukan, pihak sekolah biasanya memberitahukan konsekuensi apabila melanggarnya.
Pelanggaran ini membuat siswa takut untuk melanggarnya. Ada berbagai macam jenis sangsi mulai penambahan poin hingga pemberlakukan skorsing terhadap murid yang melanggarnya. Mengenai pemberian hukuman tersebut tergantung pada masing-masing pengurus di sebuah sekolah.
5. Tidak Bertele-tele (Padat)
Salah satu kriteria penting yang perlu dipahami sebelum membuat aturan adalah tidak bertele-tele. Kontennya harus padat dan jelas sehingga seluruh warga sekolah mampu melaksanakannya. Kepadatan tersebut wajib karena jika peraturan terlalu panjang, murid tidak akan mudah menangkapnya.
Alhasil, banyak anak yang melanggar peraturan dengan dalih tidak memahami isi dari aturan tersebut. untuk menghindarinya, Sebaiknya buat aturan menggunakan kalimat padat serta langsung ke intinya. Sebagai contoh, “Jaga Sopan Santu dan Saling Menghargai”.
Contoh Peraturan Kelas di Sekolah
Peraturan Kelas dibuat untuk membuat siswa menjadi murid tauladan yang disiplin serta berguna bagi bangsa dan negara. Sebelum Anda menciptakan aturan sekolah, ada baiknya mengetahui contoh tata tertibnya secara kongkret. Berikut adalah contoh peraturan kelas:
1. Pemakaian Seragam
Salah satu aturan yang diberlakukan di suatu sekolah adalah pemakaian seragam. Di Indonesia, para murid diwajibkan mengenakan pakaian tersebut untuk menyetarakan kesamaan. Dengan menyegeramkan baju, siswa akan memperlakukan lainnya sama.
Tiap sekolah umumnya memiliki peraturan masing-masing. Namun, aturan yang ada pada suatu instansi ini bisa berubah sesuai perkembangan lembaga pendidikan. Berikut adalah beberapa contoh penerapan tata tertibnya:
- Setiap hari Sabtu, seluruh murid wajib memakai baju pramuka.
- Setiap Senin seluruh siswa wajib mengenakan seragam putih abu-abu dan kelengkapan upacara.
- Pada hari Jumat, semua murid wajib memakai baju daerah.
2. Petugas Piket
Pihak sekolah pada umumnya memiliki banyak aturan, salah satunya adanya kewajiban bagi petugas piket untuk membersihkan kelas secara bergilir. Dengan adanya pengurus kebersihan tersebut, lingkungan sekolah menjadi lebih asri. Berikut adalah beberapa contohnya:
- Petugas piket harus menyapu kelas hingga bersih.
- Petugas piket harus membuang sampah pada tempatnya.
- Petugas piket harus membersihkan papan tulis.
- Petugas piket yang tidak melakukan tugasnya akan dikenakan sangsi berupa denda.
3. Peraturan di Dalam Kelas
Aturan di sekolah tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan. Namun, suasana pembelajaran juga harus diperhatikan agar siswa mampu menyerap pelajaran secara baik. Tidak hanya dituntut untuk pintar dalam dunia akademik, namun murid juga perlu berperilaku terpuji.
Bila para siswa memiliki akhlak mulia dan disertai kemampuan akademik baik, murid dapat menjadi generasi bangsa yang membanggakan. Berikut adalah beberapa contoh tata tertib di dalam kelas:
- Siswa tidak boleh membuat keributan di kelas.
- Siswa harus memperhatikan pelajaran yang diberikan guru.
- Siswa harus bersikap sopan kepada guru.
- Siswa tidak boleh meninggalkan pelajaran tanpa sepengetahuan guru.
- Siswa tidak boleh memainkan HP saat pelajaran berlangsung.
- Siswa tidak boleh makan sambil mendengarkan penjelasan guru.
4. Peraturan Ketika Masuk Kelas
Bicara tentang aturan sekolah, tiap instansi memiliki berbagai macam peraturan, salah satunya aturan saat datang ke kelas. Jika murid melanggarnya, umumnya akan diberikan sangsi. Pemberian hukuman bisa bervariasi mulai dari pemberian poin hingga tidak diizinkan masuk.
Setiap sekolah khususnya guru memiliki wewenang. Namun, terkadang ada kelonggaran atau dispensasi apabila mempunyai alasan yang penting seperti sakit atau ada acara keluarga. Sebelum membuatnya, ketahuilah beberapa contoh tata tertibnya:
- Siswa wajib berada di kelas paling lambat 3 menit sebelum guru datang.
- Siswa yang terlambat ke sekolah harus memberikan izin baik berupa surat atau bukti lainnya.
- Siswa yang tidak datang ke sekolah harus menyertakan surat izin resmi.
- Siswa yang terlambat akan diberikan sangsi.
Contoh Sanksi Jika Siswa Melanggar Peraturan Sekolah
Apabila murid di sekolah melanggar aturan yang telah dibuat, maka pihak sekolah umumnya akan memberikan hukuman sesuai kadarnya. Setiap pelanggaran tentu memiliki poin berbeda-beda. Pencatatannya akan dilakukan oleh guru. Namun, terkadang hal itu diwakilkan oleh pihak ketua kelas.
Mengenai pembagian tugasnya itu tergantung pada instansi masing-masing. Bila melanggar peraturan, siswa harus siap menerima konsekuensi baik berupa hukuman tertulis atau non tertulis. Dengan memberikan sangsi, murid akan lebih disiplin dalam hidupnya. Beberapa contoh pelanggaran:
- Bila siswa melanggar peraturan sekolah, akan otomatis poin 1.
- Jika poin telah terkumpul sebanyak 50, siswa akan menerima skorsing.
- Jika poin telah terkumpul sebanyak 100, siswa akan dikeluarkan.
Penutup
Demikian beberapa informasi mengenai peraturan kelas yang harus diketahui. Sebelum membuatnya, pastikan Anda mempertimbangkan berbagai hal. Bila hal itu dilakukan, siswa pun akan lebih bersemangat dalam menaati peraturan. sekian dan terimakasih, sampai jumpa pada artikel selanjutnya.
Sangat bagus cara untuk membedakan nya
Sangat membantu