Bagi para pelajar, kata “Ekosistem” sepertinya sudah tidak terdengar asing lagi. Walaupun pengertian ekosistem ini sudah diajarkan dari bangku Sekolah Dasar (SD), namun bagi sebagian orang awam mungkin masih jarang mendengarnya. Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas seputar ekosistem beserta komponen didalamnya, simak lebih lanjut dibawah ini.
Baca juga : kelebihan dan kekurangan smartphone
Singkatnya, ekosistem adalah hubungan timbal balik yang telah terbentuk oleh suatu sistem ekologi antara makhluk hidup dan lingkungan tempat tinggalnya. Dengan begitu, keduanya saling mempengaruhi.
Komponen penyusun ekosistem
Suatu ekosistem tentunya terdiri atas beberapa komponen yang menyusunnya. Komponen penyusun ekosistem adalah biotik dan abiotik. Berikut ini sedikit penjelasannya :
1. Biotik
Komponen biotik ini merupakan penyusun hidup dari suatu sistem ekologi. Wujudnya adalah berupa organisme yang mendiami suatu lingkungan. Setiap makhluk hidup tersebut memegang peran masing-masing sebagai produsen, konsumen atau pengurai.
Produsen adalah organisme yang memiliki kemampuan untuk memproduksi makanannya sendiri, umumnya disebut sebagai autotrof. Konsumen adalah pemegang peran “konsumsi”, biasanya bersifat heterotrof. Sedangkan pengurai bertindak seperti namanya yaitu mengurai.
Proses penguraian
Proses penguraian yang dilakukan oleh dekomposer memiliki tiga tipe yang berbeda sesuai dengan mekanisme terjadinya. Ketiganya adalah:
- Aerobik
Proses dekomposisi ini memerlukan oksigen agar dapat berlangsung serta mendapatkan hasil yang sesuai. Dalam hal ini, oksigen memegang peran sebagai oksidan atau penerima elektron selama reaksi.
- Anaerobik
Proses dekomposisi anaerobik adalah kebalikan dari aerobik. Pada mekanisme ini bukan oksigen yang beraksi sebagai oksidan melainkan bahan organik. Komponen tersebut menjadi penerima elektron pada reaksi.
- Fermentasi
Tipe dekomposisi ini dapat dikatakan memiliki proses serupa dengan jenis anaerobik. Namun, pada proses fermentasi bahan organik adalah pihak yang mengalami oksidasi. Komponen ini pula yang bertugas sebagai penerima elektron.
2. Abiotik
Pengaruh distribusi organisme berlawanan dengan komponen biotik, abiotik merupakan penyusun yang bersifat tidak hidup. Pemegang peran ini dapat berupa fisik maupun kimia berupa medium tempat kehidupan berlangsung. Hal ini memiliki variasi dalam aspek ruang maupun waktu.
Komponen abiotik ini memiliki beberapa faktor yang bisa memberi pengaruh terhadap distribusi organisme. Beberapa di antaranya yaitu :
- Tanah dan batu
Dua benda mati ini mempunyai tingkat keasaman (pH), komposisi mineral, serta struktur fisik yang mampu memberi batas atas persebaran suatu jenis organisme. Hal ini didasarkan pada kandungan sumber bahan konsumsi yang ada pada tanah.
- Iklim
Iklim merupakan keadaan cuaca suatu wilayah dengan jangka waktu lama. Terdapat dua jenis keadaan cuaca, yaitu makro – berlaku secara global, regional, atau lokal – dan mikro – berlaku pada daerah yang penghuninya merupakan komunitas tertentu.
- Suhu
Suhu merupakan suatu faktor yang dapat memberi pengaruh terhadap proses biologi. Beberapa hewan seperti kelompok unggas dan mamalia dapat mengatur temperatur tubuhnya dengan menggunakan energi.
- Air
Faktor yang satu ini tentu sangat berpengaruh pada distribusi organisme. Setiap tempat memiliki kondisi yang berbeda – beda, begitu pula dengan ketersediaan airnya. Kebutuhan setiap makhluk pun tidak sama.
- Garam
Tidak hanya air yang dapat menjadi faktor pengaruh terhadap distribusi organisme, tetapi garam juga. Melalui metode perpindahan osmosis, keseimbangan cairan tubuh makhluk hidup dapat berubah.
- Kualitas cahaya matahari
Beberapa pengaruh dapat terlihat dari adanya cahaya matahari terhadap distribusi organisme. Salah satunya adalah kenaikan temperatur setelah terjadi penyinaran cahaya surya dengan intensitas tinggi. Selain itu, proses fotosintesis juga memerlukan komponen ini.
Jenis-jenis ekosistem
Selain memiliki komponen penyusun yang berbeda, ekosistem juga memiliki beberapa variasi tak serupa. Terdapat tiga jenis sistem ekologi yang ada di bumi ini, yakni:
1. Ekosistem akuatik
Sesuai namanya, jenis ekosistem akuatik atau air ini merupakan sistem ekologi yang sebagian besar lingkungannya merupakan perairan. Terdapat dua macam lingkungan dengan penyusun ekosistem yang berbeda pula, yaitu:
- Ekosistem air tawar
Sesuai namanya, lingkungan hidup yang satu ini memiliki penyusun berupa air tawar sebagai media hidup komponen biotiknya. Pada sistem ekologi ini, kadar garam yang dikandung cenderung rendah. Selain itu, keadaan air dapat dijadikan pembeda.
- Ekosistem air laut
Berkebalikan dengan ekosistem sebelumnya, perairan laut memilik komponen yang sangat tinggi garam. Tidak heran jika air di lautan terasa asin. Selain itu, sistem ekologi ini dapat terkena pengaruh dari arah angin yang bertiup.
2. Ekosistem terestrial atau darat
Sistem ekologi dengan nama lain bioma ini tentu berada di daratan. Ekosistem darat mempunyai sifat dan iklim (kondisi cuaca) yang relatif sama. Selain itu, jenis makhluk hidup di dalamnya serta tingkat geografisnya pun dapat dikatakan sama.
Lingkungan hidup daratan dikelompokkan menjadi 8 jenis berbeda. Perbedaan ini dapat dilihat dari medium tempat kehidupan berlangsung. Delapan macam bioma tersebut adalah:
- Hutan hujan tropis
Bioma yang satu ini umumnya terdapat di daerah dengan iklim tropis. Pada area tersebut biasanya curah hujan dapat dikatakan cukup tinggi. Temperatur biasanya menunjukkan sekitaran angka 25o C.
Hutan gugur Bioma ini umumnya berada di daerah dengan iklim subtropis atau yang mengalami empat musim. Walaupun terjadi perubahan signifikan, hutan gugur mampu melakukan adaptasi dengan baik.
- Padang rumput
Pada wilayah dengan iklim tropis atau subtropis, biasanya dapat ditemukan bioma padang rumput. Jumlah pepohonan yang tumbuh di daerah ini cenderung sedikit akibat dari curah hujan yang rendah.
- Savana
Satu lagi bioma yang dapat ditemukan di daerah dengan iklim tropis, yaitu savana. Bila dibandingkan dengan padang rumput, lingkungan ini memiliki curah hujan lebih tinggi.
Taiga Berbagai pohon dengan daun berbentuk duri atau jarum biasanya tumbuh dengan baik di lingkungan ini. Tempat dengan iklim dingin menjadi daerah di mana biasanya bioma taiga berada.
- Tundra
Bioma yang satu ini letaknya di daerah dengan iklim yang sangat dingin. Wilayah terdingin seperti antartika – jarang terkena sinar matahari merupakan tempat bioma tundra dapat ditemukan.
- Gurun
Jika bioma tundra berada pada daerah dengan suhu yang sangat rendah, maka gurun adalah kebalikannya. Ekosistem darat ini berada pada daerah dengan temperatur sangat tinggi. Curah hujan pada lingkungan ini sangat sedikit.
- Kasrt
Kasrt merupakan lingkungan pada bidang permukaan bumi yang terdapat drainase permukaan, depresi tertutup (closed depression), dan gua. Lingkungan kasrt ini terbentuk oleh pelarutan batuan dan didominasi batu gamping
3. Ekosistem artifisial
Bentuk nyata dari sistem ekologi artifisial ini sangat beragam. Salah satu contohnya adalah bendungan yang dibuat dengan tujuan seperti irigasi atau pembangkit listrik.
Kebun binatang juga merupakan lingkungan yang dibuat untuk tujuan pelestarian atau tempat wisata.Jenis ekosistem ketiga ini adalah sistem ekologi dengan sifat artifisial. Antinya lingkungan kehidupan dibuat oleh manusia dengan unsur kesengajaan. Hal ini didasarkan pada usaha manusia dalam pemenuhan suatu kebutuhan.
Penutup
Nah, itu tadi sedikit informasi mengenai ekosistem khususnya tentang komponen dan jenis – jenisnya. Beragamnya sistem ekologi di bumi menandakan bahwa unsur abiotik dan biotik juga terdiri dari berbagai variasi.
Sebagai pribadi yang baik, sebaiknya Anda juga menjaga keseimbangan ekosistem dengan cara merawat dan tidak merusaknya.