Dzikry Hobi bergelut di bidang teknologi, digital marketing dan seo spesialist. CEO di agency digital Surabaya Masdzikry.com, lets work together.

Memahami 7 Pengertian Sampel menurut Para Ahli

5 min read

Apa itu sampel?

Dalam dunia penelitian tentu dibutuhkan berbagai data untuk mendapatkan hasil yang berdasarkan fakta, dapat diukur, dan bisa dipertanggungjawabkan. Sebelum melakukannya tentu sebaiknya memahami terlebih dahulu mengenai pengertian sampel menurut para ahli.

Pengertian Sampel Secara Umum

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan juga karakteristik dari sebuah populasi. Pengambilannya hanya beberapa angka saja sehingga tidak melibatkan seluruh bagian. Dengan kata lain mengambil satu atau beberapa kelompok saja.

Baca juga : memahami pengertian visi dan misi

Pengambilannya pun tidak sembarangan melainkan yang diperkirakan sudah mewakili hampir seluruh bagian dari sebuah populasi besar. Hal ini bertujuan untuk menjadikannya representasi sehingga tidak perlu melakukan penelitian terhadap seluruh bagian secara merata.

Pengambilan sampel tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam pengumpulan data, tersebab adanya keterbatasan waktu, tenaga, maupun dana dari pihak peneliti. Hal ini lebih efektif dan efisien daripada melakukannya pada seluruh bagian. Agar lebih paham, silahkan simak pembahasan lengkapnya mengenai pengertian sampel menurut para ahli dibawah ini.

Pengertian Sampel menurut Para Ahli

Pengertian sampel menurut para ahli

Ada pengertian sampel menurut para ahli yang berupa opini masing-masing. Meskipun berasal dari orang-orang berbeda namun kurang lebih memiliki arti hampir sama. Berikut penjelasan mengenai hal tersebut secara ringkas:

1. Tim Revisi (2003)

Tim Revisi mengungkapkan pengertian dari sampel sebagai suatu bagian dari populasi. Bisa pula dalam sejumlah anggota dari kumpulan tersebut. pengambilannya bersifat mewakili sehingga hanya dipilih sesuai karakteristik tertentu.

Hal ini tentu sama dengan pengertian sampel secara umum yakni sekumpulan bagian yang menjadi perwakilan dari populasi besar. Karakteristik dari keduanya harus sama dan sesuai sehingga tidak menimbulkan perbedaan hasil.

2. Nana Sudjana dan Ibrahim (2004)

Nana Sudjana dan Ibrahim pada tahun 2004 menyatakan pengertian dari sampel ialah sebagian dari populasi yang terjangkau. Selain itu, kesemuanya memiliki sifat atau karakteristik hampir sama dari asalnya.

Maka dari itu, inti dari sampel ialah jumlahnya lebih sedikit namun cukup mewakili keberadaan dari populasi besar. Hal ini tentu melewati serangkaian kualifikasi tertentu sehingga dapat menghasilkan hasil seleksi yang sesuai dengan karakteristiknya.

3. Hadi (2004)

Hadi pada tahun 2004 menjelaskan bahwa sampel ialah suatu kegiatan penelitian yang memiliki tujuan mengurangi objek penelitian dari sejumlah populasi besar. Hal ini dikarenakan peneliti hanya membutuhkan sebagian saja untuk diteliti.

Selain itu, sample memiliki tujuan untuk mengadakan generalisasi dari hasil penelitiannya. Singkatnya dapat disimpulkan bahwa sampel berkaitan dengan objek, karakteristik, serta berbagai kejadian yang cakupannya luas.

4. Arikunto (2006)

Arikunto pada tahun 2006 menjelaskan bahwa sampel ialah wakil populasi yang hendak diteliti oleh peneliti. Selain itu, beliau juga mengutarakan keuntungan dari kegiatan tersebut yakni mengurangi kerepotan peneliti saat prosesnya serta dapat mengurangi terjadinya kelewatan.

Tak hanya itu, sampel dapat menghemat waktu penelitian sebab tidak perlu semua bagian diteliti. Tujuan lainnya ialah menghindari terjadinya kerusakan sehingga lebih baik menggunakan sampel saja dimana jumlahnya lebih sedikit.

5. Riduwan (2007)

Riduwan pada tahun 2007 juga mengungkapkan bahwa sampel ialah populasi yang memiliki karakteristik serta keadaan tertentu dari objek penelitian tersebut. Pengambilannya bisa secara acak maupun menggunakan instrument survey.

Peneliti bisa memanfaatkan sampel untuk mempermudah kerjanya sebab tidak perlu melakukan pada semua bagian. Namun, pemilihannya tentu tetap harus memperhatikan kaidah dan mewakili dari populasi besarnya.

6. Sugiyono (2008)

Sugiyono berpendapat mengenai sampel sebagai suatu bagian dari keseluruhan dan memiliki karakteristik dari sebuah populasi. Besarnya objek penelitian tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian secara mendalam.

Selain itu, beliau mengungkapkan kendala dalam meneliti populasi besar yaitu dana besar, serta waktu dan tenaga terbatas. Maka dari itu, penggunaan sampel menjadi solusi terbaik untuk melakukan penelitian. Kemudian, hasilnya dapat diberlakukan pada wilayah tersebut.

7. Gulo (2010)

Gulo juga menambahkan pengertian dari sampel sebagai himpunan bagian dari suatu populasi sebagai gambaran yang benar mengenai kelompok besarnya. Pengambilannya dapat dilakukan oleh pihak peneliti secara langsung atau meminta tolong pada pihak pimpinan rakyat setempat.

Tujuan dari pengambilan sampel selain untuk mempermudah kerja dari peneliti juga mempersingkat waktu. Maka akan didapatkan hasil lebih cepat dan bisa dimanfaatkan sebagai solusi dari permasalahan yang kemungkinan terjadi di wilayah tersebut.

Tujuan Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel memiliki tujuan tertentu dimana juga memberikan manfaat bagi peneliti dan pihak lainnya. Pertama yakni sebagai penghematan dalam berbagai hal seperti waktu, tenaga, dan biaya pelaksanaan penelitian.

Selain itu, adanya asumsi bahwa seluruh bagian dari populasi ini memiliki karakteristik atau ciri yang sama. Maka, pengambilan sampel dianggap sudah mewakili dari kelompok besar tersebut. Hal ini didasarkan pada kegiatan survey terlebih dahulu.

Populasi yang terlalu besar menjadikan kesulitan dalam menjangkau karena berbagai macam faktor seperti luas wilayahnya. Maka dari itu, pengambilan sampel merupakan cara termudah untuk melakukan penelitian dengan hasil hampir akurat berdasar perhitungan.

Tahapan Pengambilan Sampel

Dalam pengambilan sampel terdapat tahapan tertentu yang harus dilalui oleh peneliti. Tidak bisa sembarangan memilih karena akan mempengaruhi hasil penelitian yang mana kelak bisa digunakan sebagai solusi permasalahan. Berikut langkah-langkahnya secara singkat:

  1. Menentukan kerangka sampel serta mengumpulkan semua peristiwa dalam wilayah tersebut.
  2. Mendefinisikan populasi yang hendak dijadikan sebagai objek penelitian.
  3. Menentukan metode pengambilan sampel yang tepat berdasarkan jenis penelitian.
  4. Mulai melakukan pengambilan data.
  5. Mengoreksi dan evaluasi ulang saat proses pengambilan sampel.

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel

Secara garis besar terdapat dua metode pengambilan sampel yakni random sample atau acak dan kebalikannya yakni non-random sample. Keduanya memiliki pembagian lagi seperti purposive, cluster, snowball, dan lain-lain. Berikut informasi lengkapnya:

1. Probability Sampling (Random Sample)

Merupakan pengambilan sampel dengan cara random atau acak. Peneliti memiliki asumsi bahwa seluruh bagian memiliki karakteristik yang sama sehingga tidak perlu menggunakan instrumen lainnya. Di teknik pengambilan sampel model ini memiliki beberapa jenis lainnya yakni berdasarkan caranya yakni sistematis dan sederhana. Sedangkan, menurut wilayahnya terdapat metode cluster atau area, berstrata, beserta bertingkat.

  • Pengambilan Sampel Acak Sistematis

Pengambilan dengan cara ini menggunakan interval tertentu dalam memilih sampel penelitian. Contohnya dari 100 orang akan mengambil 10 saja maka bisa disebut dengan 100 dibagi 10 hasilnya 10. Maka tiap hitungan kelipatan 10 akan menjadi objek penelitian.

  • Pengambilan Sampel Acak Sederhana

Metode ini lebih mudah simpel yakni menggunakan nomor undian. Namun terdapat kekurangan yakni kevalidan terhadap sampel yang terpilih mengenai representasinya terhadap populasi besarnya.

  • Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area

Metode ini menggunakan cara pengambilan acak berdasarkan areanya dan secara berkelompok. Biasanya digunakan di dalam sebuah instansi tertentu misal bagian dari divisi perkantoran.

  • Pengambilan Sampel Acak Berstrata

Metode ini mengambil sampel berdasarkan tingkatan atau strata tertentu. Selain itu, pengambilannya diambil dari masing-masing level. Contohnya seperti mengenai minat baca pada anak sekolah usia 1 hingga 6 SD. Maka, setiap kelas memiliki jumlah yang sama.

  • Pengambilan Sampel Acak Bertingkat

Metode pengambilan sampel acak bertingkat atau multi stage sampling memanfaatkan keberadaan tingkatan tertentu. Biasanya memiliki beberapa level berjenjang. Contoh mudahnya ialah dari kecamatan, kelurahan, desa, RW, serta RT.

2. Non-Probability Sampling (Non-random Sample)

Dalam pengambilan sampel ini juga memiliki beberapa jenis yakni accidental, purposive, snowball, quota, dan teknik sampel jenuh. Kesemuanya memiliki tujuan yang sama yakni mendapatkan sejumlah angka untuk dilakukan penelitian sebagai perwakilan dari keseluruhan.
Masing-masing metode pengambilan sampel secara non-probability tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Maka dari itu, peneliti dapat memilih sesuai dengan kebutuhan, jenis penelitian, serta tujuannya.

  • Accidental Sampling

Accidental sampling merupakan metode dengan menggunakan sampel tanpa sengaja dimana jumlahnya masih sangat terbatas. Maka peneliti akan menggunakan yang sudah diketemukan saja. Biasanya untuk meneliti penyakit atau wabah terbaru.

  • Purposive Sampling

Purposive sampling ialah metode pengambilan sampel dengan cara memberikan syarat tertentu agar mendapatkan objek dengan kebutuhan peneliti. Hasilnya diperoleh dari pemenuhan kriteria yang disebut dengan inklusi atau sesuai dan sebaliknya yakni eksklusi.

  • Snowball Sampling

Metode snowball sampling ialah dengan menggunakan korespondensi atau wawancara baik secara langsung maupun melalui pengisian kuesioner. Pengambilan sampel ini lebih cocok jika membutuhkan data bersifat sensitif dengan privasi tingkat tinggi.

  • Quota Sampling

Metode ini menggunakan cara mengambil sampel sebanyak sejumlah kebutuhan dari peneliti. Biasanya digunakan pada penelitian dengan objek terbatas sehingga bisa menerima dengan jumlah tertentu saja.

  • Teknik Sampel Jenuh

Pengambilan sampel ini ialah dengan mengambil seluruh bagian menjadi objek penelitian. Namun, syaratnya ialah tidak lebih dari 30 orang sehingga jumlahnya tidak terlalu banyak dan bisa lebih fokus.
Beberapa Keuntungan Penelitian Sampel

Kelebihan Penelitian Sampel

Melakukan penelitian sampel memiliki beberapa keuntungan yang dirasakan utamanya oleh pihak peneliti. Namun, secara keseluruhan ternyata juga memberikan dampak positif bahkan bagi lingkungan. Berikut penjelasan singkat mengenai hal tersebut:

1. Mengurangi Biaya

Menggunakan sampel untuk objek penelitian tentu merupakan solusi terbaik sebab akan memangkas banyak sekali keperluan dana. Hal ini karena saat prosesnya juga membutuhkan biaya tidak sedikit misal pengadaan instrument, mempersiapkan tempat, dan lain sebagainya.

Hal ini tentu akan membutuhkan banyak sekali biaya jika menggunakan seluruh populasi. Dana pun hanya akan habis pada tahap survey pada objek saja dimana belum tentu mencapai proses penemuan solusi. Oleh sebab itu, lebih baik menggunakan teknik sampel saja.

2. Mempercepat Kegiatan Penelitian

Kegiatan penelitian bisa lebih cepat selesai apabila menggunakan sampel karena tidak semua populasi harus diteliti. Selain waktu juga menghemat biaya dan juga tenaga pula. Sisanya dapat dimanfaatkan untuk hal lain seperti misal pengimplementasian hasilnya.

Penelitian sampel dapat menghemat hampir setengah dari seharusnya waktu penelitian menyeluruh sebab hanya melakukan pada sebagian saja. Keuntungan ini tidak hanya bermanfaat untuk peneliti saja tapi pihak objek pula.

3. Jangkauan Yang Lebih Luas

Jangkauan penelitian sampel dianggap lebih luas sebab dapat mengambil beberapa bagian saja di banyak tempat. Maka, dampak atau hasilnya dapat dirasakan secara meluas. Tentu saja ini menguntungkan banyak pihak termasuk objek penelitian.

Jangkauan penelitian sampel tidak hanya ada pada satu wilayah saja sehingga lebih luas. Hal ini karena bisa saja melakukan penelitian pada beberapa tempat sekaligus dalam satu waktu. Hasilnya tentu lebih luas untuk banyak daerah.

4. Mendapatkan Akurasi Lebih Baik

Akurasi pada penelitian menggunakan sampel lebih terpercaya karena dalam jumlah sedikit. Tentu saja resiko terjadinya kesalahan lebih sedikit daripada melakukannya pada populasi yang berjumlah besar dan beragam.

Penghitungan akan lebih akurasi dan juga terfokus sehingga tidak khawatir akan hasilnya. Apabila menggunakan populasi besar maka banyak hal yang mungkin terlewat sehingga peluang kesalahn juga cukup tinggi.

Penutup

Dunia penelitian memiliki berbagai jenis dan macam metode untuk melakukannya. Begitu juga dalam pengambilan objeknya. Peneliti bisa menggunakan seluruh bagian maupun sebagiannya saja atau bisa disebut sampel.

Setelah paham mengenai pengertian sampel menurut para ahli beserta beberapa informasi tambahan lainnya, semoga Anda bisa paham dan mendapat ilmu berharga, demikian dari saya dan sampai jumpa pada artikel selanjutnya.

Dzikry Hobi bergelut di bidang teknologi, digital marketing dan seo spesialist. CEO di agency digital Surabaya Masdzikry.com, lets work together.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *